Untuk Siswa

Selasa, 28 Februari 2012

Saat HP Masuk Kelas

Handphone atau HP sekarang ini ibarat sarapan pagi. Atau bahkan lebih penting dari itu. Begitu bangun tidur, yang dicari mungkin HP (terutama yang biasa bangun dengan alarm dari HP hehehehe....). Diakui atau tidak, HP telah menjelma menjadi “sahabat baik” banyak orang. Terlebih sekarang HP dilengkapi berbagai fitur yang bersifat menghibur, seperti Facebook, Twitter, MP3, kamera, dan sebagainya. Fitur-fitur yang tersemat dalam HP ini seolah menjadi pengobat stress atau katakanlah menjadi penghibur saat pikiran sedang cemas, kuatir, dan sebagainya, meskipun ketika kita tidak stress kita juga tetap pegang HP. Entah untuk mendengarkan musik, melihat-lihat foto, atau sedikit membuat foto narsis untuk diupload di Facebook. Hayooo, bener nggak?
Jika Anda seorang guru, coba perhatikan apakah HP siswa Anda, hanya HP standar yang hanya bisa telpon dan SMS? Saya berani memastikan bahwa 90% (meskipun tanpa penelitian) siswa Anda memegang HP multifungsi, baik MP3, kamera, dan berbagai fitur lainnya. Ya, siswa akan merasa gengsi jika ia memakai HP yang standar, tanpa bisa fesbukan, twiteran, nyumpel kuping, atau untuk narsis.
Yang saya sayangkan, tidak sedikit siswa yang tidak mampu menahan godaan memainkan HP saat pelajaran sedang berlangsung. Nah, inilah yang membuat saya prihatin. Bahkan, saya hampir kehabisan akal untuk mengatasi siswa yang main HP saat pelajaran berlangsung. Ketika saya melihat seorang siswa tangannya di bawah, terus pandangannya ke bawah, saya bisa memastikan ia sedang bermain dengan HP-nya. Untuk beberapa kasus saya memang hanya menegurnya saja. Namun, ketika ulahnya tidak dapat ditolerir lagi, saya langsung menahan HP-nya dan meminta orangtuanya untuk mengambil di kantor. Bahkan, saat rasa jengkel memuncak, saya mengancamnya dengan mengatakan akan membanting HP-nya. Hehehehe…. Galak ya?
Namun, walaupun sudah begitu masih saja ada anak yang main HP di kelas. Ah, saya jadi bingung bagaimana cara menghadapinya. Dikerasin salah. Nggak dikerasin nggak ngaruh. Ada yang punya saran?
Oh, ya…. Untuk siswa-siswaku tersayang….
Tolong bantu ibu ya…. Janganlah kalian bermain HP saat pelajaran berlangsung. Syukur-syukur HP-nya kalian matikan. Nah, pas istirahat, silahkan bermain sepuasnya. Oke?

Kamis, 23 Februari 2012

Fisika, Apa yang Dipelajarinya?


FISIKA. Kata yang membuat beberapa siswa merinding ketika mendengarnya. Ya, mendengar kata Fisika, yang ada di pikiran siswa adalah rumus yang njlimet, pelajaran yang membuat otak mendidih, pelajaran yang very very hard. Apalagi jika gurunya ternyata galak, judes, jarang tersenyum, angker, dan tidak menyenangkan. Alhasil, fisika pun menjadi pelajaran yang PALING dihindari. Memang sih, tidak semua siswa kurang menyukai (jika tidak boleh dikatakan: membenci) fisika. Namun presentasenya tentu lebih banyak yang menganggap fisika itu menyeramkan.
Bener gak sih fisika menyeramkan? Tidak juga. Apalagi kalau gurunya cantik, manis, dan senyumnya menawan, seperti saya… he….he….he….
Fisika, bukanlah pelajaran yang sulit, jika kita menghubungkan pelajaran dengan kejadian yang kita alami sehari-hari. Sebab, pada dasarnya fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena atau gejala alam yang terjadi sehari-hari. Rumus matematika dalam fisika berfungsi untuk mempermudah dalam menjelaskan berbagai kejadian, sehingga terlihat lebih ringkas. Rumus fisika dalam bentuk persamaan matematika bukanlah pelajaran fisika yang sebenarnya. Yang penting dalam pelajaran fisika adalah bagaimana kita bisa menjelaskan peristiwa sehari-hari. Sekali lagi, ingat, rumus fisika BUKANLAH inti dari fisika itu sendiri.
Secara garis besar, pembelajaran fisika mencakup beberapa pembahasan, yaitu:
      1. MEKANIKA
     yang meliputi KINEMATIKA DAN DINAMIKA, mempelajari tentang aksi gaya dan gerak benda, baik dalam tinjauan fisika klasik maupun fisika kuantum (Mekanika Kuantum). Misalnya, menjelaskan tentang bagaimana benda bergerak, faktor-faktor apa saja yang membuat benda bergerak, hukum kekekalan energi, dan sebagainya.


2.  SUHU DAN KALOR
       mempelajari pengaruh temperatur pada berbagai jenis materi atau benda. Misalnya, mempelajari bagaimana es dapat mencair, bagaimana air yang dididihkan dapat menguap, bagaimana terjadinya embun, dan sebagainya.

3.  OPTIKA
       mempelajari bagaimana tingkah laku cahaya. Misalnya, bagaimana kita dapat melihat benda, bagaimana sifat cahaya ketika mengenai cermin dan lensa, bagaimana cara kerja mikroskop, teropong, periskop, dan sebagainya.

 4. GETARAN DAN GELOMBANG
      mempelajari berbagai tipe gelombang dan kegunaannya. Misalnya, bagaimana cara gelombang air merambat, bagaimana telinga kita bisa mendengar, bagaimana bunyi dihasilkan, dan lain sebagainya.


       5.  LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS
     mempelajari tentang listrik dan kegunaannya. Yang dipelajari antara lain bagaimana benda dapat bermuatan, bagaimana cara menggunakan alat ukur listrik, dan sebagainya.

 6.  LISTRIK DAN MAGNET
      mempelajari kaitan antara listrik dan magnet, di mana ternyata listrik dapat menimbulkan sifat magnet. Dan sebaliknya, magnet juga dapat menimbulkan arus listrik. Yang dipelajari, misalnya, bagaimana cara kerja motor listrik, dinamo, generator, bagaimana listrik dan magnet saling memengaruhi, dan sebagainya.

7.  FISIKA INTI (RADIOAKTIVITAS)
     mempelajari struktur nuklir dan kegunaannya. Misalnya, bagaimana cara kerja bom atom, apa pengaruh zat-zat yang bersifat radioaktif, bahaya radiasi, dan sebagainya.



Itulah garis besar pembelajaran fisika, yang berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Dengan mempelajari fisika, kita akan dapat menjelaskan kejadian di sekitar kita secara ilmiah. Pada akhirnya, kita akan terhindar dari pemikiran-pemikiran yang bersifat mitos, takhayul, magis, dan sebagainya. Tentu saja, ujung-ujungnya kita akan menyadari betapa diri kita begitu kecil di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagaimana beberapa fisikawan yang menyadari Kebesaran Tuhan setelah mempelajari kejadian-kejadian di sekitarnya. Sebab, bagaimanapun ajaibnya suatu peristiwa, itu semua tentu ada yang merancang dan mendesainnya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu wa ta’ala.

Rabu, 22 Februari 2012

Sayembara Buku Pengayaan Tahun 2012

Kabar gembira buat para siswa, pendidik, atau tenaga pendidikan. Jangan Lewatkan...
Tahun ini, Pusat Kurikulum dan Perbukuan kembali mengadakan Sayembara Penulisan Buku Pengayaan tahun 2012. Kali ini, bukan hanya pendidik (baca: guru) yang berhak ikut sayembara ini. Para siswa dan masyarakat umum juga dapat berpartisipasi dalam sayembara berhadiah 1 Milyar rupiah ini. 
Hadiah sebesar itu diperuntukkan untuk 57 pemenang dalam 19 kategori, yang meliputi Pengayaan Pengetahuan (bidang IPA dan Bidang IPS & Humaniora) tingkat SD-SMA, Pengayaan Keterampilan tingkat SD-SMA, Pengayaan Kepribadian (Kumpulan Pantun, Kumpulan Puisi, Kumpulan Cerita Pendek, Novel, Drama, dan Biografi) tingkat SD-SMA. 
Oh, iya... saya juga pernah ikut sayembara ini tahun 2009, tapi saya belum beruntung. Namun, ternyata pihak Pusbuk (Sekarang Puskurbuk: Pusat Kurikulum dan Perbukuan) memberikan dana sosial, yang jumlahnya cukup lumayan, meskipun harus menunggu 2 tahun untuk mendapatkannya hehehehe.....
Untuk lebih jelasnya, lihat aja di posternya ya.
Download Poster DI SINI
Ok... Ayo kita ramaikan. Semoga kali ini kita beruntung dan dapat memenangkan sayembara ini. 
Selamat Menulis....

Selasa, 21 Februari 2012

Big Bang, Dentuman Pembentuk Alam Semesta



Pernahkan kalian berpikir bagaimanakah alam semesta terbentuk? Sebelum tahun 1920-an, sebagian besar ilmuwan beranggapan bahwa alam semesta terbentuk dengan sendirinya. Artinya, alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas. Mereka percaya bahwa alam semesta selalu ada dan tidak diciptakan oleh siapa pun. Pendapat ini berasal dari penganut paham materialisme. Mereka berpendapat bahwa materi ada di atas segalanya. Bahkan, mereka mengingkari keterlibatan Tuhan di alam semesta. Namun, anggapan itu mulai berubah ketika memasuki tahun 1920-an. Dengan bukti-bukti dari hasil pengamatan dan penelitian, pendapat paham materialisme mulai tergoyahkan.
Edwin Hubble adalah ilmuwan Amerika Serikat yang meruntuhkan paham materilisme. Dia menemukan bukti bahwa alam semesta terus mengembang. Edwin Hubble telah lama melakukan pengamatan angkasa menggunakan teleskop di Observatorium Mount Wilson California. Pada tahun 1929, Hubble menemukan kejadian yang mencengangkan. Ia melihat cahaya bintang-bintang terus menjauhi Bumi. Bahkan, bintang-bintang tersebut juga saling menjauh satu sama lain. Ini membuktikan bahwa alam semesta terus mengembang.
Bukti yang didapatkan Edwin Hubble telah menguatkan hasil perhitungan yang dilakukan Alexandra Friedman pada tahun 1922. Friedman adalah seorang ahli fisika Rusia. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa alam semesta tidaklah tetap atau statis. Arti dari perhitungan Friedman disadari oleh George Lemaitre, seorang astronom Belgia. Lemaitre menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang memicunya.   
Penemuan Edwin Hubble menggiring kepada model alam semesta yang berbeda dari sebelumnya. Menurut Hubble, alam terus mengembang sejalan dengan waktu. Jika dirunut mundur ke masa lalu, berarti alam semesta terus mengerut semakin kecil dan bertemu pada satu titik. Artinya, pada masa sebelum alam semesta seperti sekarang, ia hanya berupa titik yang mempunyai “volume nol” dengan gravitasi sangat besar. Keberadaan alam semesta berasal dari ledakan titik bervolume nol tersebut. Ledakan ini kemudian dikenal dengan sebutan Dentumam Besar atau Big Bang. Teori terciptanya alam semesta seperti ini disebut Teori Big Bang atau Teori Dentuman Besar.
                                           Gambar Model alam semesta yang terus berkembang

Pada tahun 1948, George Gamov menghasilkan gagasan baru dalam dentuman besar. Ia mengembangkan perhitungan Lemaitre lebih jauh. Menurut Gamov, jika alam semesta terbentuk dalam sebuah dentuman besar, maka harus ada sejumlah radiasi yang tertinggal. Radiasi tersebut harus bisa terdeteksi dan sama di seluruh alam semesta.
Baru pada tahun 1965, dugaan George Gamov dapat dibuktikan. Ialah Arno Penzias dan Robert Wilson yang menemukan sebentuk radiasi yang tidak teramati. Radiasi tersebut seragam di seluruh alam semesta. Radiasi ini tidak mempunyai sumber tertentu tetapi tersebar merata di alam semesta. Radiasi tersebut diberi nama Radiasi Latarbelakang Kosmik atau Cosmic Microwave Background Radiation. Dengan penemuan ini, Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel. Keberadaan radiasi Latar Belakang Kosmik semakin memperkuat Teori Dentuman Besar.
Penemuan Penzias dan Wilson semakin diperkuat dengan pengamatan angkasa oleh NASA pada tahun 1989. Pengamatan tersebut dilakukan melalui satelit COBE (Cosmic Background Explorer). Dengan COBE, keberadaan radiasi sisa dentuman besar dapat terdeteksi lebih akurat. Para ilmuwan pun akhirnya mengakui bahwa COBE telah berhasil menangkap sisa-sisa dari Dentuman Besar.
                                            Gambar 5. Satelit COBE
Bukti-bukti yang mendukung Teori Dentuman Besar mengisyaratkan bahwa alam semesta ada karena diciptakan dari ketiadaan. Bukti-bukti itu pulalah yang membuat teori Big Bang diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan ilmuwan pada khususnya. Di sinilah letak kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan alam semesta yang begitu luas. Seorang ilmuwan, Hugh Ross, berkata: “Bahwa Pencipta itu luar biasa, bekerja di luar batasan-batasan dimensi alam semesta. Ini berarti bahwa Tuhan bukan alam semesta itu sendiri, dan Tuhan juga tidak berada di alam semesta” (Yahya, Harun: 2007).
Dari peristiwa Dentuman Besar, muncul suatu pertanyaan di benak para ilmuwan. Jika Dentuman Besar berupa ledakan yang dahsyat, seharusnya materi akan tersebar ke segala penjuru secara acak. Namun kenyataannya tidak demikian. Materi hasil Dentuman Besar tersusun sedemikian rupa hingga membentuk galaksi, kluster, bintang, dan planet. Artinya, materi hasil Dentuman Besar membentuk susunan yang begitu rapi dan teratur. Mengapa terjadi demikian? 
Ketika Dentuman Besar terjadi, materi bergerak dengan kecepatan luar biasa ke segala arah. Namun, pada saat itu pula terdapat gaya tarik yang semula mengumpulkan seluruh alam semesta pada satu titik. Dua kekuatan besar bekerja secara berlawanan saat Dentuman Besar terjadi. Kekuatan pertama melontarkan materi ke segala arah, sedangkan kekuatan kedua menarik semua materi untuk menyatu. Keseimbangan dari dua kekuatan inilah yang mempertahankan bentuk alam semesta. Jika kekuatan ledakan lebih besar dari gaya tarik, maka alam semesta akan berpencar ke segala arah. Sebaliknya, jika gaya tarik lebih besar dari gaya ledakan, maka alam semesta akan hancur bertabrakan. Ini merupakan suatu keadaan keseimbangan yang luar biasa. 
Pelbagai pendapat telah dilontarkan oleh kalangan ilmuwan mengenai penciptaan alam semesta dari ketiadaan. Dennis Sciama yang selama bertahun-tahun mempertahankan Teori Alam Semesta Tetap atau Steady State juga telah membenarkan Teori Big Bang. Seorang Profesor dari Universitas California, George Abell, juga telah mengakui bahwa tidak ada pilihan lain selain menerima Teori Big Bang. Kemudian, Sir Fred Hoyle, yang mengemukakan Teori Steady State, akhirnya menerima Teori Big Bang. Ia mengungkapkan ini dengan jelas bahwa Big Bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan dengan ledakan pada umumnya. Alih-alih menghancurkan materi berkeping-keping, Big Bang justru membuat materi saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi. Tatanan yang menakjubkan ini muncul akibat campur tangan pancipta yang berperan dalam setiap ledakan.
Seorang fisikawan, Profesor Stephen Hawking, dalam bukunya ‘A Brief History of Time’ menyatakan bahwa alam semesta dibangun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang lebih akurat daripada yang kita bayangkan. Ia juga menambahkan, jika kecepatan pengembangan dalam satu detik setelah Big Bang berkurang -walau hanya sebesar angka satu per seratus ribu juta-, maka alam semesta akan runtuh. Artinya, alam semesta tidak akan terbentuk seperti sekarang. 
Berdasarkan bukti-bukti dan pendapat para ilmuwan, tentunya kita semakin yakin bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka, sudah menjadi kewajiban kita untuk senantiasa bersyukur atas karunia-Nya.